Sabtu, 19 November 2011

budidaya cabai besar

MAUBACA.COM:
Beberapa waktu lalu,
harga cabai hampir
melampaui harga emas.
Dan lonjakan harganya
mengalahkan lonjakan
harga saham perusahaan
manapun di dunia ini.
Harganya pernah
melompat sampai 1.000%.
Bayangkan, pernah
mencapai Rp 150.000 per
Kg. Harga yang sangat
fantastis. Itulah yang
membuat banyak orang
tergoda menanam cabai.
Berikut cara menanam
cabai agar untung besar:
Cabai dapat ditanam di
dataran tinggi maupun
rendah, pH 5-6. Bertanam
cabai dihadapkan dengan
berbagai masalah
(resiko), diantaranya,
teknis budidaya,
kekurangan unsur,
serangan hama dan
penyakit, dll.
FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
· Tebarkan pupuk
kandang dosis 0,5 -1 ton/
1000 m2
· Diluku kemudian digaru
(biarkan + 1 minggu)
· Diberi Dolomit
sebanyak 0,25 ton / 1000
m2
· Dibuat bedengan lebar
100 cm dan parit selebar
80 cm
· Siramkan SUPER NASA
(1 bt) / NASA(1-2 bt)
- Super Nasa : 1 btl
dilarutkan dalam 3 liter
air (jadi larutan induk).
Setiap 50 lt air
tambahkan 200 cc
larutan induk.
Atau 1 gembor ( + 10
liter ) diberi 1 sendok
makan peres SUPER
NASA dan siramkan ke
bedengan + 5-10 m.
- NASA : 1 gembor ( + 10
liter ) diberi 2-4 tutup
NASA dan siramkan ke
bedengan sepanjang + 5
– 10 meter.
· Campurkan GLIO 100 –
200 gr ( 1 – 2 bungkus )
dengan 50 – 100 kg pupuk
kandang, biarkan 1
minggu dan sebarkan ke
bedengan.
· Bedengan ditutup mulsa
plastik dan dilubangi,
jarak tanam 60 cm x 70
cm pola zig zag ( biarkan
+ 1 – 2 minggu ).
2. Benih
· Kebutuhan per 1000 m2
1 – 1,25 sachet Natural
CK -10 atau CK-11 dan
Natural CS-20, CB-30
· Biji direndam dengan
POC NASA dosis 0,5 – 1
tutup / liter air hangat
kemudian diperam
semalam.
FASE PERSEMAIAN ( 0-30
HARI)
1. Persiapan Persemaian
· Arah persemaian
menghadap ke timur
dengan naungan atap
plastik atau rumbia.
· Media tumbuh dari
campuran tanah dan
pupuk kandang atau
kompos yang telah
disaring, perbandingan
3 : 1. Pupuk kandang
sebelum dipakai
dicampur dengan GLIO
100 gr dalam 25-50 kg
pupuk kandang dan
didiamkan selama + 1
minggu. Media
dimasukkan polibag bibit
ukuran 4 x 6 cm atau
contong daun pisang.
2. Penyemaian
· Biji cabai diletakkan
satu per satu tiap
polibag, lalu ditutup
selapis tanah + pupuk
kandang matang yang
telah disaring
· Semprot POC NASA
dosis 1-2 ttp/tangki umur
10, 17 HSS
· Penyiraman dilakukan
setiap hari pada pagi
atau sore hari untuk
menjaga kelembaban
3. Pengamatan Hama &
Penyakit
a. Penyakit
· Rebah semai (dumping
off), gejalanya tanaman
terkulai karena batang
busuk , disebabkan oleh
cendawan Phytium sp. &
Rhizoctonia sp. Cara
pengendalian: tanaman
yg terserang dibuang
bersama dengan tanah,
mengatur kelembaban
dengan mengurangi
naungan dan
penyiraman, jika
serangan tinggi siram
GLIO 1 sendok makan (±
10 gr) per 10 liter air.
· Embun bulu, ditandai
adanya bercak klorosis
dengan permukaan
berbulu pada daun atau
kotil yg disebabkan
cendawan Peronospora
parasitica. Cara
mengatasi seperti
penyakit rebah semai.
· Kelompok Virus,
gejalanya pertumbuhan
bibit terhambat dan
warna daun mosaik atau
pucat. Gejala timbul
lebih jelas setelah
tanaman berumur lebih
dari 2 minggu. Cara
mengatasi; bibit
terserang dicabut dan
dibakar, semprot vektor
virus dengan BVR atau
PESTONA.
b. H a m a
· Kutu Daun Persik (Aphid
sp.), Perhatikan
permukaan daun bagian
bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya
kutu daun persik
bersembunyi di bawah
daun. Pijit dengan jari
koloni kutu yg
ditemukan, semprot
dengan BVR atau
PESTONA.
· Hama Thrip parvispinus,
gejala serangan daun
berkerut dan bercak
klorosis karena cairan
daun diisap, lapisan
bawah daun berwarna
keperak-perakan atau
seperti tembaga.
Biasanya koloni
berkeliaran di bawah
daun. Pengamatan pada
pagi atau sore hari
karena hama akan
keluar pada waktu
teduh. Serangan parah
semprot dengan BVR
atau PESTONA untuk
mengurangi penyebaran.
· Hama Tungau
(Polyphagotarsonemus
latus). Gejala serangan
daun berwarna kuning
kecoklatan menggulung
terpuntir ke bagian
bawah sepanjang tulang
daun. Pucuk menebal dan
berguguran sehingga
tinggal batang dan
cabang. Perhatikan daun
muda, bila menggulung
dan mengeras itu
tandanya terserang
tungau. Cara mengatasi
seperti pada Aphis dan
Thrip
FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
· Pilih bibit seragam,
sehat, kuat dan tumbuh
mulus
· Bibit memiliki 5-6 helai
daun (umur 21 – 30 hari)
2. Cara Tanam
· Waktu tanam pagi atau
sore hari , bila panas
terik ditunda.
· Plastik polibag dilepas
· Setelah penanaman
selesai, tanaman
langsung disiram /
disemprot POC NASA 3-4
tutup/ tangki.
3. Pengamatan Hama
· Ulat Tanah ( Agrotis
ipsilon ), aktif malam
hari untuk kopulasi,
makan dan bertelur. Ulat
makan tanaman muda
dengan jalan memotong
batang atau tangkai
daun. Siang hari
sembunyi dalam tanah
disekitar tanaman
terserang. Setiap ulat
yang ditemukan
dikumpulkan lalu
dibunuh, serangan berat
semprot dengan
PESTONA atau VIREXI
· Ulat Grayak
( Spodoptera litura & S.
exigua ),
Ciri ulat yang baru
menetas / masih kecil
berwarna hijau dengan
bintik hitam di kedua sisi
dari perut/badan ulat,
terdapat bercak segitiga
pada bagian
punggungnya (seperti
bulan sabit). Gejala
serangan, larva
memakan permukaan
bawah daun dan daging
buah dengan kerusakan
berupa bintil-bintil atau
lubang-lubang besar.
Serangan parah, daun
cabai gundul sehingga
tinggal ranting-
rantingnya saja. Telur
dikumpulkan lalu
dimusnahkan, menyiangi
rumput di sekitar
tanaman yang digunakan
untuk persembunyian.
Semprot dengan VITURA,
VIREXI atau PESTONA.
· Bekicot/siput. Memakan
tanaman, terutama
menyerang malam hari.
Dicari di sekitar
pertanaman ( kadang di
bawah mulsa) dan buang
ke luar areal.
FASE PENGELOLAAN
TANAMAN (7-70 HST)
1. Penyiraman dapat
dilakukan dengan
pengocoran tiap
tanaman atau
penggenangan (dilep)
jika dirasa kering.
2. Pemupukan lewat
pengocoran dilakukan
seminggu sekali tiap
lubang. Pupuk kocoran
merupakan
perbandingan campuran
pupuk makro Urea : SP
36 : KCl : NASA = (250 :
250 : 250) gr dalam 50
liter ( 1 tong kecil)
larutan. Diberikan umur
1 – 4 minggu dosis 250 cc/
lubang, sedang umur 5-12
minggu dengan
perbandingan pupuk
makro Urea : TSP : KCl :
NASA = (500 : 250 : 250) gr
dalam 50 liter air,
dengan dosis 500 cc/
lubang.
Kebutuhan total pupuk
makro 1000 m2 :
Jenis Pupuk
1 – 4 minggu (kg)
5 – 12 minggu
(kg)
Urea
7
56
SP-36
7
28
KCl
7
28
Catatan :
- Umur 1 – 4 mg 4 kali
aplikasi (± 7 tong/
aplikasi)
- Umur 5-12 mg 8 kali
aplikasi (± 14 tong/
aplikasi)
3. Penyemprotan POC
NASA ke tanaman
dengan dosis 3-5 tutup /
tangki pada umur 10, 20,
kemudian pada umur 30,
40 dan 50 HST POC NASA
+ Hormonik dosis 1-2
tutup/tangki.
4. Perempelan, sisakan
2-3 cabang utama /
produksi mulai umur 15 –
30 hr.
5. Pengamatan Hama dan
Penyakit
· Spodoptera litura/ Ulat
grayak Lihat depan.
· Kutu – kutuan ( Aphis,
Thrips, Tungau ), lihat
fase persemaian.
· Penyakit Layu,
disebabkan beberapa
jamur antara lain
Fusarium, Phytium dan
Rhizoctonia. Gejala
serangan tanaman layu
secara tiba-tiba,
mengering dan gugur
daun. Tanaman layu
dimusnahkan dan untuk
mengurangi penyebaran,
sebarkan GLIO
· Penyakit Bercak Daun,
Cercospora capsici.
Jamur ini menyerang
pada musim hujan
diawali pada daun tua
bagian bawah. Gejala
serangan berupa bercak
dalam berbagai ukuran
dengan bagian tengah
berwarna abu-abu atau
putih, kadang bagian
tengah ini sobek atau
berlubang. Daun
menguning sebelum
waktunya dan gugur,
tinggal buah dan ranting
saja. Akibatnya buah
menjadi rusak karena
terbakar sinar matahari.
Pengamatan pada daun
tua.
· Lalat Buah (Dacus
dorsalis), Gejala
serangan buah yang
telah berisi belatung
akan menjadi keropos
karena isinya dimakan,
buah sering gugur muda
atau berubah bentuknya.
Lubang buah
memungkinkan bakteri
pembusuk mudah masuk
sehingga buah busuk
basah. Sebagai vektor
Antraknose. Pengamatan
ditujukan pada buah
cabai busuk, kumpulkan
dan musnahkan. Lalat
buah dipantau dengan
perangkap berbahan
aktif Metil Eugenol 40
buah / ha
· Penyakit Busuk Buah
Antraknosa
(Colletotrichum
gloeosporioides), gejala
serangan mula-mula
bercak atau totol-totol
pada buah yang
membusuk melebar dan
berkembang menjadi
warna orange, abu-abu
atau hitam. Bagian
tengah bercak terlihat
garis-garis melingkar
penuh titik spora
berwarna hitam.
Serangan berat
menyebabkan seluruh
bagian buah mengering.
Pengamatan dilakukan
pada buah merah dan
hijau tua. Buah terserang
dikumpulkan dan
dimusnahkan pada waktu
panen dipisahkan.
Serangan berat sebari
dengan GLIO di bawah
tanaman.
FASE PANEN DAN PASCA
PANEN
1. Pemanenan
· Panen pertama sekitar
umur 60-75 hari
· Panen kedua dan
seterusnya 2-3 hari
dengan jumlah panen
bisa mencapai 30-40 kali
atau lebih tergantung
ketinggian tempat dan
cara budidayanya
· Setelah pemetikan ke-3
disemprot dengan POC
NASA + Hormonik dan
dipupuk dengan
perbandingan seperti
diatas, dosis 500 cc/ph
2. Cara panen :
· Buah dipanen tidak
terlalu tua (kemasakan
80-90%)
· Pemanenan yang baik
pagi hari setelah embun
kering
· Penyortiran dilakukan
sejak di lahan
· Simpan ditempat yang
teduh
3. Pengamatan Hama &
Penyakit
· Kumpulkan dan
musnahkan buah yang
busuk / rusak
sumber: teknis budidaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar