Selasa, 13 September 2011

cara membuat pupuk organik

Apa itu kompos?
Kompos atau humus
adalah sisa-sisa
mahluk hidup yang
telah mengalami
pelapukan, bentuknya
sudah berubah seperti
tanah dan tidak
berbau. Kompos
memiliki kandungan
hara NPK yang
lengkap meskipun
persentasenya kecil.
Kompos juga
mengandung
senyawa-senyawa lain
yang sangat
bermanfaat bagi
tanaman.
Apa manfaat kompos?
Kompos ibarat
multivitamin bagi
tanah dan tanaman.
Kompos memperbaiki
sifat fisik dan kimia
tanah. Kompos akan
mengembalikan
kesuburan tanah.
Tanah keras akan
menjadi lebih gembur.
Tanah miskin akan
menjadi subur. Tanah
masam akan menjadi
lebih netral. Tanaman
yang diberi kompos
tumbuh lebih subur
dan kualitas panennya
lebih baik daripada
tanaman tanpa
kompos.
Apa saja yang bisa
dibuat kompos?
Pada prinsipnya
semua bahan yang
berasal dari mahluk
hidup atau bahan
organik dapat
dikomposkan.
Seresah, daun-daunan,
pangkasan rumput,
ranting, dan sisa kayu
dapat dikomposkan.
Kotoran ternak,
binatang, bahkan
kotoran manusia bisa
dikomposkan. Kompos
dari kotoran ternak
lebih dikenal dengan
istilah pupuk kandang.
Sisa makanan dan
bangkai binatang bisa
juga menjadi kompos.
Ada bahan yang
mudah dikomposkan,
ada bahan yang agak
mudah, dan ada yang
sulit dikomposkan.
Sebagian besar bahan
organik mudah
dikomposkan. Bahan
yang agak mudah
alias agak sulit
dikomposkan antara
lain: kayu keras,
batang, dan bambu.
Bahan yang sulit
dikomposkan antara
lain adalah kayu-kayu
yang sangat keras,
tulang, rambut,
tanduk, dan bulu
binatang.
Mengapa harus
dikomposkan terlebih
dahulu?
Tanaman tidak dapat
menyerap hara dari
bahan organik yang
masih mentah, apapun
bentuk dan asalnya.
Kotoran ternak yang
masih segar tidak bisa
diserap haranya oleh
tanaman. Apalagi sisa
tanaman yang masih
segar bugar juga tidak
dapat diserap haranya
oleh tanaman.
Kompos yang
‘setengah matang’
juga tidak baik untuk
tanaman. Bahan
organik harus
dikomposkan sampai
‘matang’ agar bisa
diserap haranya oleh
tanaman. Prinsipnya
adalah tanaman
menyerap hara dari
tanah, oleh karena itu
harus dikembalikan
menjadi tanah dan
diberikan ke tanah
lagi.
Bagaimana cara
membuat kompos
yang cepat, mudah,
dan murah?
Membuat kompos
sangat mudah. Secara
alami bahan organik
akan mengalami
pelapukan menjadi
kompos, tetapi
waktunya lama antara
setengah sampai satu
tahun tergantung
bahan dan kondisinya.
Agar proses
pengomposan dapat
berlangsung lebih
cepat perlu perlakuan
tambahan.
Pembuatan kompos
dipercepat dengan
menambahkan
aktivator atau
inokulum atau biang
kompos. Aktivator ini
adalah jasad renik
(mikroba) yang
bekerja mempercepat
pelapukan bahan
organik menjadi
kompos. Bahan
organik yang lunak
dan ukurannya cukup
kecil dapat
dikomposkan tanpa
harus dilakukan
pencacahan. Tetapi
bahan organik yang
besar dan keras,
sebaiknya dicacah
terlebih dahulu.
Aktivator kompos
harus dicampur
merata ke seluruh
bahan organik agar
proses pengomposan
berlangsung lebih baik
dan cepat.
Bahan yang akan
dibuat kompos juga
harus cukup
mengandung air. Air
ini sangat dibutuhkan
untuk kehidupan jasad
renik di dalam
aktivator kompos.
Bahan yang kering
lebih sulit
dikomposkan. Akan
tetapi kandungan air
yang terlalu banyak
juga akan
menghambat proses
pengomposan. Jadi
basahnya harus cukup.
Bahan juga harus
cukup mengandung
udara. Seperti halnya
air, udara dibutuhkan
untuk kehidupan jasad
renik aktivator
kompos.
Untuk melindungi
kompos dari
lingkungan luar yang
buruk, kompos perlu
ditutup. Penutupan ini
bertujuan untuk
melindungi bahan/
jasad renik dari air
hujan, cahaya
matahari, penguapan,
dan perubahan suhu.
Bahan didiamkan
selama beberapa
waktu hingga kompos
matang. Lama waktu
yang dibutuhkan
antara 2 minggu
sampai 6 minggu
tergantung dari bahan
yang dikomposkan.
Bahan-bahan yang
lunak dapat
dikomposkan dalam
waktu yang singkat, 2
– 3 minggu. Bahan-
bahan yang keras
membutuhkan waktu
antara 4 – 6 minggu.
Ciri kompos yang
sudah matang adalah
bentuknya sudah
berubah menjadi lebih
lunak, warnanya
coklat kehitaman,
tidak berbau
menyengat, dan
mudah dihancurkan/
remah.
Bagaimana cara
penggunaan kompos?
Kompos yang sudah
matang dapat
langsung digunakan
untuk tanaman. Tidak
ada batasan baku
berapa dosis kompos
yang diberikan untuk
tanaman. Secara
umum lebih banyak
kompos memberikan
hasil yang lebih baik.
Tetapi jika kompos
akan digunakan untuk
pembibitan atau
untuk tanaman di
dalam pot/polybag,
kompos harus
dicampur tanah
dengan perbandingan
satu bagian kompos :
tiga bagian tanah.
Kompos dapat
diberikan sebagai
satu-satunya sumber
hara tambahan atau
lebih dikenal dengan
istilah pertanian
organik. Kompos yang
diberikan sebaiknya
dalam jumlah yang
cukup, agar tanaman
dapat tumbuh lebih
baik. Kompos juga
bisa diberikan
bersama-sama dengan
pupuk kimia buatan.
Pupuk kimia dapat
dikurangi sebagian
dan digantikan
dengan penambahan
kompos.
Kompos dapat
diberikan ke tanaman
apa saja, mulai dari
tanaman pertanian,
holtikultura,
perkebunan, tanaman
hias, buah-buahan,
sayuran, dan
kehutanan. Misalnya
untuk tanaman: padi
sawah, padi gogo,
jagung, ketela pohon,
kacang, kol, kentang,
karet, kopi, sawit,
kakao, tebu,
aglonema, gelombang
cinta, mangga, akasia,
dan lain-lain.
link: http://
isroi.wordpress.com/2008/11/1...nah/
#more-1140

budidaya kubis organik

Budidaya
Kubis Organik
1. Syarat Tumbuh
Untuk
membudidayakan
tanaman kubis
diperlukan suatu
tinjauan syarat
tumbuh yang sesuai
tanaman ini. Syarat
tumbuh tanaman
kubis adalah:
Jenis Tanah
Kubis dapat
ditanam hampir
di semua jenis
tanah. Tanah
yang ideal untuk
kubis adalah
andosol dengan
tekstur liat
berpasir dengan
kandungan
bahan organik
tinggi (>1%)
Drainase baik
dan tidak
tergenang
pH tanah antara
4.3-6,5 dan yang
optimal adalah
pada pH 5,5 - 6,5
Suhu optimal
antara 15-25oC
dan untuk
membuat benih
suhu optimal
adalah 4-10oC
Sinar matahari
cukup, kira-kira
6 jam sehari
Kadar air tanah
60-100%
Curah hujan di
atas 2.500 mm/
tahun.
2. Persemaian
Ukuran
persemaian
dibuat lebar 1,2
m dan panjang
yang disesuaikan
dengan panjang
lahan.
Letak
persemaian
harus dekat
dengan sumber
air untuk
memudahkan
penyiraman
Tanah dicangkul
atau dibersihkan
dari gulma,
demikian juga
yang dapat
mengganggu
pertumbuhan
tanaman.
Pengolahan
tanah harus
berkisar 30-40
cm.
Tanah diberikan
kompos organik
atau pupuk
kandang yang
telah matang
dengan dosis 2
kg/m2 dengan
pengadukan
yang rata,
setelah terlebih
dahulu diberikan
Trychoderma
Bedengan
persemaian yang
dibuat
mempunyai
ketinggian 20-30
cm atau tidak
akan tergenang
dengan air bila
turun hujan
lebat.
Persemaian
diberi atap
untuk
menghindari
cahaya matahari
langsung dan
curah hujan yang
tinggi. Atap
dibuat miring
30-35o
menghadap ke
timur dengan
ketinggian 60-70
cm
Calon benih
perlu diamankan
dengan
memagarinya
dari organisme
pengganggu
tanaman, paling
baik dengan kain
till yang tembus
cahaya
Bila tanah dalam
keadaan kering
(musim
kemarau),
daerah
persemaian
harus disiram
sekali sehari
saat sore namun
jangan terlalu
basah
Pengendalian
hama sangat
perlu dilakukan
terutama
terhadap
serangan semut
sebelum tanam.
Tanaman yang
telah diserang
penyakit harus
segera dicabut.
3. Penanaman Pola
Pertanian Organik
Sebelum dilakukan
penanaman,
kegiatan yang perlu
dilakukan adalah:
Pergiliran
Tanaman
Untuk memutus
daur hidup hama
seperti ulat,
petani
dianjurkan untuk
menghindari
penanaman
kubis dan
tanaman
sefamili secara
terus menerus
dalam satu
tahun. Lahan
perlu dibiarkan
kosong atau
ditanami
tanaman lain
selama 3-4
bulan.
Pengolahan
Tanah
Konservasi
Dengan cara ini
pengolahan
tanah dilakukan
dengan bajak
biasa atau lebih
baik lagi dengan
cangkul, agar
sumber OPT
dapat dikurangi
dan
menciptakan
tata udara
(aerase) yang
baik. Untuk
mencegah erosi
dibuat bedengan
dengan
ketinggian 15
cm, dan saluran
air untuk
menghindari
genangan saat
hujan. Bedengan
berukuran lebar
1,2 m dan tinggi
30 cm,
sementara
panjang
bergantung pada
panjang lahan.
Bedengan tidak
perlu dibuat
menghadap arah
mata angin
tertentu. Jarak
antarbedengan
dibuat 40 cm.
Varietas
Biasanya yang
banyak
digunakan di
daerah sentra
produksi adalah
KR 2000, Grand
11, dan Meteor.
Jarak Tanam
Jarak tanam
yang dibutuhkan
tanaman kubis
adalah 30 x 40
cm. Cara tanam
yang dibuat
adalah model
segi empat.
Pupuk Organik
Pupuk dasar
merupakan
pupuk yang
sangat mutlak
dibutuhkan oleh
tanaman kubis,
agar
pertumbuhannya
baik. Pupuk
dasar yang
diberikan terdiri
dari 2 macam,
yaitu pupuk
kandang dan
kompos organik.
Pemberian
pupuk ini harus
rata di
permukaan
tanah sehingga
pertumbuhan
tanaman juga
akan rata.
Teknik Pembuatan
Kompos
Agar kompos yang
jadi berkualitas
baik, kita perlu
memperhatikan
jumlah dan dosis
tepat masing-
masing komponen
penyusun
komposisi. Bahan
dan alat yang harus
disediakan dalam
pembuatan kompos
sebanyak 1m3
adalah:
Bahan:
Jerami, dedaunan,
rerumputan, sisa
tanaman, abu,
sampah dapur atau
sampah kota yang
telah dibersihkan
dari bahan-bahan
anorganik seperti
plastik, kaleng, dan
batu.
Tempat:
Sediakan tempat
yang teduh dan
beratap juga
berlantai kering
dan keras
Cara Pembuatan:
Pilih lokasi di
permukaan
tanah (bukan di
dalam lubang di
tanah), misalnya
di tepi pematang
sawah dan
kebun.
Susun media
kompos (yakni
hijauan atau
jerami) setebal
25 cm sebagai
lapisan pertama.
Taburkan 1/4
bagian
campuran bahan
baku ke atas
tumpukan jerami
tersebut.
Kemudian siram
tumpukan jerami
dengan air
secukupnya.
Untuk lapisan
kedua, ketiga,
dan keempat,
susun lagi jerami
setebal 25 cm
kemudian
taburkan lagi
bahan baku
sebanyak 1/4
bagian ke atas
tumpukan jerami
dan siramkan air
ke tumpukan
tersebut.
Lakukan
sehingga
terbentuk 4
lapisan kompos.
Lalu tutup
dengan plastik
dan beri
penyangga dari
bambu di
sekelilingnya.
Aduk setiap 7
hari sekali.
Dalam tiga
minggu atau
setelah 3 kali
pengadukan
biasanya kompos
sudah masak.
Kompos yang
masak ditandai
oleh warnanya
yang coklat
kehitam-
hitaman, atau
hitam bila
terlalu panas.
Kandungan
unsur hara yang
ada dalam
kompos sangat
tergantung pada
komposisi bahan
asalnya, yakni
Nitrogen (N)
0,19%- 0,5%,
Fosfat (P 2O5)
0,08% - 0,27%,
dan Kalium
(K 2O) 0,45% -
1,20%
Cara tanam
Buat lobang dan
isi dengan air.
Jangan berikan
pestisida sama
sekali.
Ambil bibit dari
persemaian dan
jaga agar akar
serabut tidak
banyak rusak.
Tanam bibit
sebatas leher
akar lalu tutup
lubang
seperlunya
Siram bibit
dengan gembor
Perawatan
Tanaman
Siram tanaman
secukupnya
setiap sore
Singkirkan
tanaman yang
mati
Lakukan
pemupukan
dengan
menggunakan
pupuk buatan
dengan
kandungan
pupuk 15% dari
dosis anjuran
dan seluruhnya
diberikan pada
saat tanaman
telah berumur
30-35 hari
Sebelum
pemupukan,
bersihkan
sekitar tanaman
dari gulma dan
gemburkan
tanah
Perhatikan
kondisi
perakaran agar
tetap sehat
sehingga
pertumbuhan
tanaman tidak
terganggu
Lakukan
pengendalian
OPT dengan cara
yang alami.
Cara-cara yang
dapat dipakai
misalnya
penambahan
agen hayati
(trychoderma),
M4 atau
sejenisnya dan
penambahan
musuh alami.
Pengendalian
lain yang
diperbolehkan
adalah dengan
cara mekanis,
misalnya
memotong,
meijit, dan
membakar).
Pengendalian
OPT dengan
pestisida tidak
dianjurkan
kecuali amat
terpaksa dan
hanya sebanyak
ambang batas
penggunaannya
atau 10% dari
anjuran yang
ada. Musuh
alami yang kini
dikembangkan
untuk
memberantas
hama adalah
Angitia
cerophaga graf
dan sejenisnya.
T